TARUB DAN GOTONG-ROYONG ITU BUDAYA

Administrator 27 November 2018 12:21:04 WIB

Budaya (SIDA) Tradisi Tarub merupakan salah satu rangkaian  persiapan orang Jawa khususnya masyarakat Desa Kemiri yang akan menyelenggarakan hajat “mantu” menikahkan anaknya. Masyarakat Desa Kemiri masih kental dengan budaya gotong-royong seperti halnya yang dilakukan Masyarakat  Padukuhan Glagah menjelang pernikahan salah satu warga.  (26/11/2018 ) mulai  menjelang hajatan,  tarub hingga upacara pernikahan usai . Tarub berasal dari kata ditata karep ben murup (ditata agar lebih hidup), kegiatan ini berupa penataan ruang dan pemasangan tenda di sekitar rumah yang punya hajat untuk dijadikan sebagai tambahan ruang bagi para tamu maupun para rewang yang membantu jalannya acara pernikahan. Tradisi Tarub biasanya dilakukan empat atau tujuh hari menjelang upacara panggih.

Selain mendirikan tenda, dalam tradisi ini juga dilakukan kenduri selamatan dilanjutkan dengan  pemasangan berbagai hiasan seperti anyaman daun kelapa untuk peneduh (bleketepe), rangkaian janur kuning, pisang tuwuhan/suluhan, kelapa muda dan berbagai dedaunan. Seluruh elemen hias yang dibuat dalam tradisi Tarub memiliki berbagai simbol doa keselamatan lahir batin untuk pasangan pengantin yang akan menjalani prosesi pernikahan.

“Gotong-royong merupakan bagian dari budaya yang harus kita lestarikan untuk meringankan dan mempercepat penyelesaian  pekerjaan, memupuk rasa kebersamaan dan persatuan, menghemat pengeluaran serta menambah rasa sosial bagi warga saya’. Ungkap Buang,  Dukuh di Padukuhan Glagah disela-sela kegiatan. (gn)

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar